Makalah Safe Motherhood

Diposting oleh PERPUSTAKAAN ONLINE KEBIDANAN

BAB I
Pendahuluan

Sejak akhir tahun 1980-an, peningkatan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian ibu telah menjadi isu penting dalam beberapa pertemuan internasional, termasuk pada Millennium Summit 2000. Satu dari delapan Millennium Development Goals (MDG) yang diadaptasi dari pertemuan tersebut adalah termasuk peningkatan kesehatan ibu (MDG5). Untuk mencapai hal ini, telah disepakati target penurunan angka kematian ibu (AKI) yaitu hingga 3/4 kali antara tahun 1990 hingga 2015. Oleh karena itu AKI merupakan indikator kunci untuk menilai kemajuan pencapaian target MDG5.

BAB II
Tinjauan Pustaka
Pengertian
Menurut the International Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10) WHO mendefinisikan kematian ibu sebagai “kematian wanita hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, tanpa memandang lama dan tempat terjadinya kehamilan yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan”. Menurut pengertian ini penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab langsung maupun tak langsung.

Penyebab kematian langsung yaitu setiap komplikasi persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca persalinan), akibat tindakan, kesalahan pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas. Contohnya seperti perdarahan, pre-eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi anestesi atau bedah kaisar.

Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti kematian akibat penyakit ginjal atau jantung.1

Epidemiologi
Menurut data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan Bank Dunia menunjukkan bahwa satu wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah kehamilan. Rasio kematian ibu (jumlah kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah menurun secara global pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau akibat persalinan secara keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang cukup berarti antara tahun 1990-2005. pada tahun 2005, 536,000 wanita hamil meninggal dunia dibandingkan dengan tahun 1990 yang sebanyak 576,000.1

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup.2 Keadaan ini menempatkan upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan. 

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu

Kematian ibu hamil dilatarbelakangi oleh:
  1. Persalinan yang ditolong dukun
  2. Persalinan yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan memerlukan rujukan, akan membutuhkan waktu cukup lama.
  3. Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50% menderita anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada dalam keadaan 4 terlalu
  4. Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil keputusan ditingkat keluarga untuk mencari pertolongan.
Sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, toksemia gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.

Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, semisal pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karenanya upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat 2010.

Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe Motherhood, Nairobi, 1987.3 Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector pemerintah dan non-pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan internasional.

Empat pilar Safe Motherhood
  1. Keluarga Berencana
  2. Pelayanan antenatal
  3. Persalinan yang bersih dan aman
  4. Pelayanan obstetri esensial
Keluarga berencana
KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat merencanakan waktu yang tepat untuk hamil, mengatur jarak kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil, dan terlalu banyak anak.

Pelayanan antenatal

Pelayanan antenatal memiliki tujuan untuk:
  1. Mencegah adanya komplikasi obstetri
  2. Mendeteksi komplikasi sedini mungkin
  3. Penanganan secara memadai dan profesional
Persalinan yang bersih dan aman
Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi.

Pelayanan obstetri esensial
Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.
Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)" melalui tiga pesan kunci.

Tiga pesan kunci MPS itu adalah
  1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,
  2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat akses terhadap pencegahan kehamilan yang
  3. Setiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Dari pelaksanaan MPS, target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam kerangka inilah Departemen Kesehatan bersama Program Maternal & Neonatal Health (MNH) sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan baru yang didasarkan pada praktek-praktek terbaik (best practices) yang diakui dunia untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir di beberapa daerah intervensi di Indonesia.2
 

BAB III
Daftar Pustaka
  1. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, Maternal Mortality in 2005 Estimates developed by WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank
  2. Departemen Kesehatan RI,Setiap Jam 2 Orang Ibu Bersalin Meninggal Dunia [1 screen] http: //www.depkes.go.id/index.php?option =news&task= viewarticle&sid=448&Itemid=2, diakses pada 17 Desember 2007
  3. Purnomo W,prsentasi Safe motherhood (Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir),FKM Unair; 2006

    Klik link dibawah ini untuk Download File

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar