Hiperplasia Glandulare Dan Karsinoma Endometrium Uteri

Diposting oleh PERPUSTAKAAN ONLINE KEBIDANAN

Hormon estrogen yang dominan tanpa diselingi oleh progesteron dapat menimbulkan berbagai kelainan “endorgan” dalam bentuk:
• Mama : menimbulkan mama karsinoma.
• Otot rahim : menimbulkan mioma uteri dan pedunculated mioma melalui rangsangan “sel nest”.
• Endometrium : hiperplasia glandulare sampai karsinoma endometrium atau endometrial polip.

Hiperplasia Glandulare Endometrium
Hiperplasia glandulare dan karsinoma endometrium merupakan kelainan yang terjadi karena rangsangan yang terus menerus dari estogen, tanpa terjadi selingan progesteron sehingga terjadi perdarahan lucut.
Manifestasi rangsangan terus menerus “estrogen” dalam bentuk perdarahan abnormal :

1. Sekitar menarche
• Perdarahan anovulatoar.
• Menstruasi dalam bentuk perdarahan ireguler.
• Perdarahan abnormal yang terus menerus atau profuse dalam bentuk DUB.


2. Masa reproduksi aktif
• Ireguler menstruasi.
• Endometrial polip.
• Mioma uteri dan mioma bertangkai.
• Serviks polip.
• Hiperplasia glandulare sampai karsinoma endometrium (10%).

3. Klimakterium dan pascamenopause

• Perdarahan ireguler.
• Hiperplasia glandulare sampai karsinoma endometrium (60-90%)
• Mioma uteri.
Estrogen yang terus menerus memberikan rangsangan endometrium dapat berasal dari :

1. Anorulatoar menstruasi
• Polikisnik ovarii sindrom steinleventhal.
• Kegagalan ruptura folikel graaf untuk ovulasi.
• Granulosa theka sel tumor.

2. Klimakterium den menopause
a. Aromatisasi adrenal hormon pada lapisan vet wanita.
b. Sumber estrogen:
• Hilus sel ovarium: androgen/testosteron.
• Adrenal androstedion.
• Hormon int diaromatisasi menjadi “estron”.
• Estron merangsang endometrium terus – menerus sehingga terjadi hiperplasia sampai karsinoma endometrium.

3. Terapi hormonal pengganti
• Pemberian hormonal dengan uterus masih intak dan tanpa selingan progesteron atau interval babas hormonal.
Tekanan terus – menerus hormon estrogen dan / atau komponennya dapat memberikan gambaran “hiperplasia glandulare” yang berlanjut ke “karsinoma endometrium”:


Dasar diagnosis
Manifestasi klinik utama adalah perdarahan abnormal. Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan:

1. Sitologi
• Mencuci endometrium.
• Mengambil endometrium dengan sikat.

2. Biopsi endometrium
• Mikrokuretase.
• Mikrokuretase bertingkat.
• Dilatasi dan kuretase.

3. Histeroskopi
Dengan histeroskopi dapat mengetahui:
a. Sumber perdarahan:
• Endometrial polip.
• Hiperplasia lokal/endometrium umum.
• Endometrial karsinoma lokal (difuse).
• Submukus mioma uteri.
b. Pengambilan jaringan endometrium.
• Terarah dan tepat.

4. Laparoskopi
• Mengetahui kelainan ovarium diikuti biopsi atau wegde reseksi.
• Dapat dikenal keadaan patologinya.
• Dapat menetapkan kemungkinan abortus.
Diferensial diagnosis: masa reproduksi aktif kemungkinan abortus.


Klik Salah Satu link dibawah untuk informasi lainnya

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar